Aceh Singkil,tipikorinvestigasinews.id-Proyek pembangunan bernilai fantastis mencapai Rp17.360.285.000 yang dikerjakan oleh PT Bina Pratama Persada menuai sorotan tajam dari masyarakat. Pasalnya, pekerjaan yang seharusnya mengedepankan standar mutu konstruksi justru diduga dikerjakan secara asal-asalan dan mengabaikan kualitas material.
Berdasarkan laporan warga, material yang digunakan di lapangan jauh dari ketentuan teknis. Alih-alih memakai kayu Damli—jenis kayu kuat yang lazim digunakan untuk konstruksi besar—pihak pelaksana proyek justru disebut menggunakan kayu seadanya, seperti kayu sung dan kayu jambu, yang jelas tidak memiliki daya tahan memadai.
“Dengan nilai proyek sebesar itu, seharusnya hasilnya kokoh dan berkualitas. Tapi yang kami lihat di lapangan justru asal jadi,” ungkap salah satu warga yang kecewa melihat kondisi pekerjaan tersebut.
Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Subkyadi, selaku Humas PT Bina Pratama Persada, hanya memberikan keterangan singkat yang terkesan melempar tanggung jawab. Ia menyebut bahwa kerusakan atau kelalaian di lapangan merupakan akibat dari “oknum tak bertanggung jawab” yang merusak antarwilayah perbatasan Aceh Singkil dan Aceh Selatan.
Namun, jawaban tersebut justru memunculkan kecurigaan baru di kalangan masyarakat. Banyak yang menilai, pernyataan itu hanyalah bentuk pengalihan isu dan upaya untuk menghindari tanggung jawab atas kualitas pekerjaan yang jauh dari standar.
Warga dan pemerhati pembangunan mendesak agar pihak berwenang segera turun tangan untuk memeriksa secara langsung kondisi proyek dan material yang digunakan. Proyek bernilai miliaran rupiah ini tidak boleh dibiarkan menjadi ajang investasi asal-asalan yang justru merugikan masyarakat dan mencoreng citra pembangunan di Aceh Singkil.{syah}